| No | Kode Wilayah Kecamatan | Kecamatan | Islam | Kristen | Katolik | Hindu | Buddha | Konghucu | Kepercayaan | ||||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | |||
| 1 | 63.71.01 | Banjarmasin Selatan | 83.590 | 81.512 | 165.102 | 1.208 | 1.248 | 2.456 | 987 | 1.038 | 2.025 | 18 | 18 | 36 | 506 | 512 | 1.018 | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 |
| 2 | 63.71.02 | Banjarmasin Timur | 59.531 | 60.482 | 120.013 | 1.315 | 1.439 | 2.754 | 907 | 938 | 1.845 | 43 | 42 | 85 | 652 | 633 | 1.285 | 3 | 3 | 6 | 0 | 0 | 0 |
| 3 | 63.71.03 | Banjarmasin Barat | 66.910 | 66.232 | 133.142 | 1.542 | 1.564 | 3.106 | 351 | 388 | 739 | 21 | 20 | 41 | 47 | 65 | 112 | 3 | 2 | 5 | 0 | 0 | 0 |
| 4 | 63.71.04 | Banjarmasin Utara | 77.245 | 77.593 | 154.838 | 1.061 | 1.134 | 2.195 | 295 | 330 | 625 | 37 | 37 | 74 | 96 | 100 | 196 | 3 | 2 | 5 | 0 | 0 | 0 |
| 5 | 63.71.05 | Banjarmasin Tengah | 41.429 | 41.837 | 83.266 | 1.436 | 1.561 | 2.997 | 999 | 1.042 | 2.041 | 14 | 22 | 36 | 813 | 829 | 1.642 | 4 | 3 | 7 | 0 | 0 | 0 |
| - | - | 328.705 | 327.656 | 656.361 | 6.562 | 6.946 | 13.508 | 3.539 | 3.736 | 7.275 | 133 | 139 | 272 | 2.114 | 2.139 | 4.253 | 13 | 11 | 24 | 0 | 0 | 0 | |
Catatan :
Definisi Operasional
| No | Variabel | Definisi Operasional |
|---|---|---|
| 1 | Kode Wilayah Kecamatan | Sistem penomoran atau kodefikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengorganisir wilayah administrasi pemerintahan di tingkat Kecamatan secara hierarkis dan terstruktur |
| 2 | Kecamatan | Nama wilayah yang dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris Daerah |
| 3 | Islam | agama yang diakui negara, dianut oleh warga negara Indonesia, dan menjadi identitas resmi dalam dokumen kependudukan. Islam dipahami sebagai ajaran yang bersumber dari wahyu Allah SWT, diajarkan Nabi Muhammad SAW, serta diatur pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam pendirian rumah ibadah dan kerukunan umat beragama |
| 4 | Kristen | agama yang diakui negara, dianut oleh warga negara Indonesia, dan menjadi identitas resmi dalam dokumen kependudukan. Agama Kristen juga diatur pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk hak mendirikan rumah ibadat (gereja) sesuai prosedur dan persyaratan administratif yang berlaku |
| 5 | Katolik | agama yang diakui negara, dianut oleh warga negara Indonesia, dan dicantumkan secara resmi dalam dokumen kependudukan. Agama Katolik juga diatur pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk hak mendirikan rumah ibadat (gereja Katolik) dengan mengikuti prosedur dan syarat administratif yang berlaku |
| 6 | Hindu | agama yang diakui negara dan dianut oleh warga negara Indonesia, serta menjadi identitas resmi dalam dokumen kependudukan. Agama Hindu diatur pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk hak mendirikan rumah ibadat (pura) dengan prosedur dan persyaratan administratif tertentu |
| 7 | Buddha | agama yang diakui negara, dianut oleh warga negara Indonesia, dan menjadi identitas resmi dalam dokumen kependudukan. Agama Buddha diatur pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk hak mendirikan rumah ibadat (vihara) sesuai prosedur dan persyaratan administratif yang berlaku |
| 8 | Konghucu | agama yang diakui negara, dianut oleh warga negara Indonesia, dan dapat dicantumkan dalam dokumen kependudukan. Agama Khonghucu juga diatur pelaksanaannya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk hak mendirikan rumah ibadat (klenteng) sesuai prosedur dan persyaratan administratif yang berlaku |
| 9 | Kepercayaan | Keyakinan yang dianut warga negara Indonesia di luar agama-agama resmi, yang dijamin kebebasan beribadahnya oleh negara sesuai Pasal 29 UUD 1945 dan peraturan terkait. Aliran kepercayaan diakui sebagai entitas yang berdiri sendiri, namun pembinaannya diarahkan agar tidak membentuk agama baru dan tetap dalam koridor hukum yang berlaku |